Keesokan harinya
saat Febby hendak menyalakan mesin mobilnya, sebuah mobil berhenti
didepan pagar rumahnya. Sepertinya ia mengenal mobil tersebut.. ah ya!
Itu mobilnya Ivan, tapi kenapa ia datang pagi-pagi begini? Ternyata ivan
mengajak Febby berangkat bareng hari itu. Dan akhirnya mereka pergi
bareng kesekolah.
Sesampainya mereka disekolah, mereka menjadi daya tarik murid-murid disekolahnya. Karena dari mereka datang kesekolah sampai mereka masuk ke kelas, mereka selalu jalan berdua dan..bergandengan tangan
Kebetulan teman sebangkunya Febby, Ilsya tidak masuk hari ini, dan teman sebangkunya Ivan, Farhan juga tidak masuk, mereka pun disuruh duduk sebangku oleh guru dan teman-temannya. Sepanjang hari itu mereka isi dengan canda, tawa yang memberikan senyuman dihati mereka masing-masing.
Saat istirahat Febby dan Ivan berkumpul dengan tim kabaretnya. Sedangkan Fenny berkumpul dengan tim cheersnya.
Saat pembagian peran, ternyata Febby mendapat peran sebagai Ratna, dan Ivan sebagai Galih. Dan ternyata Galih dan Ratna itu sepasang kekasih dalam cerita yang akan mereka bawakan. Sebuah kebetulan yang menjadi awal sebuah kisah.
Dilain sisi Fenny mendapat pengumuman bahwa mereka akan mengikuti lomba cheers se-Jawa Barat. Saat latihan Fenny merasa kepalanya nyeri yang sangat berlebihan. Pandangannya menjadi buram, dan akhirnya ia pun jatuh pingsan.
Saat Fenny tersadar disekelilingnya sudah ada Febby, Ivan, Bobby dan teman-teman cheersnya. Saat mereka menanyakan mengapa ia sampai jatuh pingsan, ia tak menjawab. Ia sendiri bingung mengapa ia jatuh pingsan. Yang ia ingat hanya kepala nya nyeri dan pandangannya kabur. Akhirnya Fenny langsung pulang dengan Febby. Selama diperjalanan tak sepatah kata pun keluar dari bibir masing-masing hingga sampai rumah.
Malamnya Fenny dengan bunda kerumah sakit dan memeriksakan keadaan Fenny. Sedangkan Febby sedang asik duduk dibalkon atas sembari membaca novel dan mendengarkan music.
Di rumah sakit dokter meminta kepada Fenny agar ia membelikan makanan untuk bundanya. Sebenarnya beliau tak ingin Fenny tau dulu tentang penyakitnya.
“Dok, bagaimana keadaan anak saya? Apakah dia baik-baik saja?” Tanya bunda
“saya harap ibu tegar menghadapinya, anak ibu menerita kanker otak “jawab dokter
“Kan..kan..kanker o..ota..k?”jawab bunda. Ia tak percaya anak nya menderita penyakit seperti itu. Bunda segera keluar dari ruang dokter. Fenny melihat ada yang tak beres pada bunda, dari raut wajahnya saja ia sudah mengetahui bahwa bundanya sedih.
‘penyakit apa sebenarnya yang menyerangku?’ Tanya fenny pada dirinya sendiri
Sepulang dari rumah sakit Fenny jadi lebih hati-hati dengan keadaannya. ia tak mau drop lagi seperti kemarin dan membuat bundanya sedih.
Pagi itu Fenny bangun dan langsung mengajak Febby olahraga pagi. Mereka memang rutin berolahraga pagi setiap sabtu. Ditengah perjalanan mereka beristirahat dulu ditaman.
“by, minggu depan gue lomba cheers, lo datang ya?”
“eh..eh ntar dulu, minggu depan tanggal 30 juli?”
“iya, lo datang ya plis banget”
“Tapi gue juga ada kompetisi cabaret ny. Gimana dong?”
“yah, gimana sih lo, gue kan pengen lo datang…”
“Gini aja deh, diantara kita yang lebih dulu selesai lombanya datang ke yang belum selesai. Gimana?”
“boleh juga tuh by, yaudah kita pulang aja yuk. Gue mau latihan sama anak-anak.”
“yaudah ayo”
Sesampainya mereka dirumah mereka segera mandi dan sarapan.
“Febby, tadi ponsel kamu bunyi terus. Sepertinya ada yang nelfon. Tadi bunda sempet angkat, dan dia suruh kamu nelfon balik.”
“memang siapa nda?”
“yaa mana bunda tau. Coba kamu cek sendiri. Tuh hp nya di ruang tv”
Febby segera mengambil hpnya. Dan.. ‘astaga, kenapa ivan dari tadi nelfon? Ada apa?’ febby segera menelfon ivan lagi, tapi hasil nya nihil, nomor ivan sedang tidak aktif. Ia pun tergesa-gesa ke tempat kabret dan memastikan cowok itu sudah sampai disana.
Namum sesampainya ia disana Cuma ada Lulu dan Cucu. Lulu memberikan selembar kertas kecil kepadanya.Febby tak mengerti maksud dari semua ini..
~Segini dulu hehe. maaf kalau ada salah kata atau yang tidak berkenan. makasih juga udah mau baca:)
*Gamsahamnida^^
Sesampainya mereka disekolah, mereka menjadi daya tarik murid-murid disekolahnya. Karena dari mereka datang kesekolah sampai mereka masuk ke kelas, mereka selalu jalan berdua dan..bergandengan tangan
Kebetulan teman sebangkunya Febby, Ilsya tidak masuk hari ini, dan teman sebangkunya Ivan, Farhan juga tidak masuk, mereka pun disuruh duduk sebangku oleh guru dan teman-temannya. Sepanjang hari itu mereka isi dengan canda, tawa yang memberikan senyuman dihati mereka masing-masing.
Saat istirahat Febby dan Ivan berkumpul dengan tim kabaretnya. Sedangkan Fenny berkumpul dengan tim cheersnya.
Saat pembagian peran, ternyata Febby mendapat peran sebagai Ratna, dan Ivan sebagai Galih. Dan ternyata Galih dan Ratna itu sepasang kekasih dalam cerita yang akan mereka bawakan. Sebuah kebetulan yang menjadi awal sebuah kisah.
Dilain sisi Fenny mendapat pengumuman bahwa mereka akan mengikuti lomba cheers se-Jawa Barat. Saat latihan Fenny merasa kepalanya nyeri yang sangat berlebihan. Pandangannya menjadi buram, dan akhirnya ia pun jatuh pingsan.
Saat Fenny tersadar disekelilingnya sudah ada Febby, Ivan, Bobby dan teman-teman cheersnya. Saat mereka menanyakan mengapa ia sampai jatuh pingsan, ia tak menjawab. Ia sendiri bingung mengapa ia jatuh pingsan. Yang ia ingat hanya kepala nya nyeri dan pandangannya kabur. Akhirnya Fenny langsung pulang dengan Febby. Selama diperjalanan tak sepatah kata pun keluar dari bibir masing-masing hingga sampai rumah.
Malamnya Fenny dengan bunda kerumah sakit dan memeriksakan keadaan Fenny. Sedangkan Febby sedang asik duduk dibalkon atas sembari membaca novel dan mendengarkan music.
Di rumah sakit dokter meminta kepada Fenny agar ia membelikan makanan untuk bundanya. Sebenarnya beliau tak ingin Fenny tau dulu tentang penyakitnya.
“Dok, bagaimana keadaan anak saya? Apakah dia baik-baik saja?” Tanya bunda
“saya harap ibu tegar menghadapinya, anak ibu menerita kanker otak “jawab dokter
“Kan..kan..kanker o..ota..k?”jawab bunda. Ia tak percaya anak nya menderita penyakit seperti itu. Bunda segera keluar dari ruang dokter. Fenny melihat ada yang tak beres pada bunda, dari raut wajahnya saja ia sudah mengetahui bahwa bundanya sedih.
‘penyakit apa sebenarnya yang menyerangku?’ Tanya fenny pada dirinya sendiri
Sepulang dari rumah sakit Fenny jadi lebih hati-hati dengan keadaannya. ia tak mau drop lagi seperti kemarin dan membuat bundanya sedih.
Pagi itu Fenny bangun dan langsung mengajak Febby olahraga pagi. Mereka memang rutin berolahraga pagi setiap sabtu. Ditengah perjalanan mereka beristirahat dulu ditaman.
“by, minggu depan gue lomba cheers, lo datang ya?”
“eh..eh ntar dulu, minggu depan tanggal 30 juli?”
“iya, lo datang ya plis banget”
“Tapi gue juga ada kompetisi cabaret ny. Gimana dong?”
“yah, gimana sih lo, gue kan pengen lo datang…”
“Gini aja deh, diantara kita yang lebih dulu selesai lombanya datang ke yang belum selesai. Gimana?”
“boleh juga tuh by, yaudah kita pulang aja yuk. Gue mau latihan sama anak-anak.”
“yaudah ayo”
Sesampainya mereka dirumah mereka segera mandi dan sarapan.
“Febby, tadi ponsel kamu bunyi terus. Sepertinya ada yang nelfon. Tadi bunda sempet angkat, dan dia suruh kamu nelfon balik.”
“memang siapa nda?”
“yaa mana bunda tau. Coba kamu cek sendiri. Tuh hp nya di ruang tv”
Febby segera mengambil hpnya. Dan.. ‘astaga, kenapa ivan dari tadi nelfon? Ada apa?’ febby segera menelfon ivan lagi, tapi hasil nya nihil, nomor ivan sedang tidak aktif. Ia pun tergesa-gesa ke tempat kabret dan memastikan cowok itu sudah sampai disana.
Namum sesampainya ia disana Cuma ada Lulu dan Cucu. Lulu memberikan selembar kertas kecil kepadanya.Febby tak mengerti maksud dari semua ini..
~Segini dulu hehe. maaf kalau ada salah kata atau yang tidak berkenan. makasih juga udah mau baca:)
*Gamsahamnida^^